RSS

Sejarah Nabi Muhammad SAW

Lagi-lagi sebuah sejarah dilupakan, seakan-akan mereka tidak pernah tahu atau mungkin tidak mau tahu, ini adalah sejarah yang tak boleh dilupakan, karena inilah sebab awal penciptaan dan akhir penciptaan, ia bermula 14 abad yang lalu di sebuah kota kecil, sebuah kota yang panas dan tandus yang dipenuhi dengan penyembahan terhadap kayu-kayu dan batu-batu yang tak dapat berbuat apa-apa dan juga disana terdapat sebuah kotak hitam yang dikelilingi oleh “berhala-berhala” yang sekarang telah berubah wujud tapi memiliki wujud “berhala” yang sama. Sungguh tak terpikirkan betapa bodoh manusia zaman itu, ialah sebuah jazirah yang disebut jazirah Arabia, perbuatan buruk dan haram, perampokan, pembunuhan bayi,minum-minuman keras, yang memusnahkan segala kebajikan dan moral menempatkan masyarakat jazirah Arabia ini dalam situasi kemerosotan yang luar biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah (bani/kaum). Read the rest of this entry »

 
Komentar Dinonaktifkan pada Sejarah Nabi Muhammad SAW

Ditulis oleh pada Oktober 9, 2011 inci Buletin Panti Asuhan Nurul Abyadh

 

MARHABAN YA ROMADHON

Drs. Moh. Fauzan Antoni

Selamat datang Romadhon, bulan pencuci segala dosa dan maksiat. Itulah ungkapan yang diucapkan  oleh Rosululloh Saw. saat menyambut kedatangan bulan suci Romadhon yang penuh dengan rahmat, ampunan dan pembebasan dari siksa api neraka. Sehingga para sahabat bertanya : ‘’Siapakah yang mensucikan itu ya Rosululloh ?’’ Lalu Beliau menjawab :

اَلْمُطَهِّرُ شَهْرُ رَمَضَانَ يُطَهِّرُنَا مِنَ الذُّنُوْبِ وَالْمَعَاصِى.

“Yang mensucikan itu adalah bulan Romadhon, ia mensucikan kita dari segala dosa dan maksiat.’’

 

Nabi Saw. Juga bersabda :

وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ. رواه إبن خزيمة

“Dan bulan Romadhon itu permulaannya (membawa) rohmat, pertengahannya (memberikan) ampunan dan akhirnya (merupakan) pembebesan dari siksa api neraka.” (HR. Ibnu Khuzaimah).

 

Rupanya kegembiraan dan ketulusan hati ummat Islam dalam menyambut datangnya bulan suci Romadhon sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. tetap terasa sampai sekarang.

 

Allah SWT. telah memilih bulan Romadhon sebagai bulan puasa, dan sudah menjadi tradisi keagamaan kita, begitu Romadhon tiba segera tampak syi’ar Islam dan kesemarakan ibadah di mana-mana.

 

Penyambutan dan ungkapan rasa syukur itu biasanya diawali dengan bergantinya suasana dan gerak kehidupan ummat dari rutinatas menjadi kegiatan-kegiatan yang menampilkan nilai-nilai agama. Kesibukan-kesibukan mengarah kepada pengamalan agama untuk mendukung kesempurnaan ibadah puasa. Di masjid-masjid, musholla-musholla, kantor-kantor pemerintahan,  perusahaan-perusahaan dan lainnya  diselenggarakan sholat tarowih, ceramah agama serta beraneka ragam kegiatan sosial keagamaan.

 

Yang jelas menyambut kedatangan Romadhon itu penting, sebab disamping dapat dijadikan indikator kuat atau lemahnya iman seorang, juga karena bulan suci Romadhon itu di dalamnya diturunkan petunjuk Allah yaitu Al-Qur’an. Turunnya wahyu itu patut disambut dan dirayakan dengan kegiatan-kegiatan yang sesuai, yaitu dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menjalankan puasa Romadhon agar hati dan jiwa seseorang dapat dengan mudah menerima petunjuk-petunjuk Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, agar selamat di dunia dan di akhirat.

 

Dalam tradisi penyambutan ini minimal ada empat persiapan yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim sebagai manifestasi kegembiraan dan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. yang telah mengaruniakan umur panjang serta mempertemukan kembali dengan Romadhon dan Lailatul Qadar :

 

  1. Persiapan ilmu. Yaitu mempelajari dan mendalami pengetahuan yang berkaitan dengan puasa serta mengajarkannya kepada orang lain, terutama anak-anak dan anggota keluarga. Misalnya tentang syarat dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, sunnah dan hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya.

 

  1. Persiapan fisik. Yaitu dengan menjaga kesehatan, termasuk ke dalam persiapan fisik ini adalah menyiapkan bekal material dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan di bulan Romadhon, juga tempat-tempat ibadah dibersihkan dan dibuat sebaik-baiknya agar suasana ibadah nyaman, sejuk serta tenang sehingga tercapai kekhusyukan.

 

  1. Persiapan rohani. Yaitu mengobarkan semangat supaya benar-benar siap untuk menjalankan dan mnyempurnakan puasa berikut amaliah-amaliah Romadhon lainnya. Kesiapan mental ini tentu harus dibarengi dengan sikap penyerahan diri (tawakkal) kepada Allah SWT.

 

  1. Persiapan niat. Yaitu begitu masuk awal Romadhon seseorang harus memantapkan niat yang tulus karena Allah SWT. Untuk melaksakan ibadah puasa sebulan penuh. Namun demikian tiap-tiap malam Romadhon dari malam pertama hingga malam terakhir, niat itu dinyatakan kembali guna memenuhi rukun puasa.

 

Persiapan fisik material dan mental spiritual yang dilakukan oleh ummat Islam dengan tradisinya itu hingga saat ini masih tetap berjalan, meskipun dunia telah digoncangkan oleh peradapan modern dan laju teknologi yang kian memupuk tumbuh suburnya sekularisme dan materialisme. Bahkan tantangan itu dijawab oleh ummat Islam dengan meningkatkan pengetahuan agama dan pengamalannya selama bulan Romadhon.

 

Keistimewaan dan hikmah yang dikandung bulan Romadhon ternyata masih mampu memberikan pesona kepada ummat Islam untuk banyak berbuat kebaikan, hal ini sebenarnya sudah disinyalir oleh Nabi Muhammad SAW. sebagaimana sabdanya :

لَوْ تَعْلَمُ أُمَّتِيْ مَا فِيْ رَمَضَانَ لَتَمَنَّوْا أَنْ تَكُوْنَ السَّنَةُ كُلُّهَا رَمَضَانُ.

“Seandainya ummatku mengetahui (nilai yang terkandung) di dalam bulan Romadhon, niscaya mereka berharap agar sepanjang tahun dijadikan bulan Romadhon.’’

 

Kiasan yang halus tersebut kemudian ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW. bahwa selama bulan Romadhon Allah membuka pintu-pintu syurga lebar-lebar dan menutup rapat pintu-pintu neraka dan membelenggu tangan-tangan syetan. Sebagaimana sabdanya :

إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنَ وَنَادٰى مُنَادٍ : يَابَاغِيَ الْخَيْرِ هَلُمَّ وَ يَابَاغِيَ الشَّرِ أَقْصِرْ.

“Apabila telah masuk bulan Romadhon dibukalah pintu-pintu syuga dan dikunci semua pintu neraka sedangkan syetan-syetan di belenggu (diborgol). Dan Malaikat berseru : “Wahai ahli kebaikan, kemarilah kalian!” Wahai ahli kejahatan, hentikanlah kejahatan kalian!”

 

Karena itu bulan Romadhon harus dijadikan peluang emas oleh orang-orang sholeh untuk meningkatkan amalnya dan bagi para pendosa (orang yang banyak dosa) untuk berhenti dan bertobat dari kemaksiatannya.

 

Kaum muslimin diperintahkan berpuasa pada siang hari Romadhon sejak terbitnya fajar sampai dengan terbenamnya matahari, sedangkan malam-malamnya untuk mendirikan sholat dan berdo’a.

 

Lebih-lebih di bulan Romadhon terasa adanya kemudahan dan semangat untuk melakukan amal-amal kebaikan melebihi bulan-bulan yang lain. Sebab di bulan Romadhon para Da’i dan Muballigh sangat antusias mengajak ummatnya untuk beramal sholeh, memperbanyak ibadah dan memperhalus perilaku dengan akhlaqul karimah. Disamping itu hawa nafsu yang biasanya menjadi penyebab kemalasan beribadah pada bulan Romadhon terpenjara oleh rasa lapar dan dahaga. Dengan kata lain di bulan suci Romadhon tidak ada alasan bagi orang Islam untuk berbuat dosa. Orang-orang yang tidak puasa  justru akan merasa terasing dari jama’ah kaum Muslimin. Mereka hanya bisa makan secara sembunyi-sembunyi dan malu-malu, kecuali bagi orang-orang yang memang sudah tidak punya rasa malu. Sebagaimana sabda Nabi Saw. :

اَلْحَيَاءُ وَاْلإِيْمَانُ قُرَنَاءُ جَمِيْعًا، فَإِذَا أَحَدُهُمَا اْلآخَرَ.

“Rasa malu dan iman itu merupakan dwi tunggal yang tidak terpisahkan, apabila salah satu dilenyapkan maka lenyaplah pula yang lainnya.’’

 

Maka sudah selayaknya jika setiap Muslim menjadikan bulan yang penuh berkah ini sebagai kehidupan baru, keimanan baru, semangat dan gairah yang baru pula supaya dapat merasakan kebesaran dan keindahan bulan Romadhon, sekaligus menikmati hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya.

 

 

 

   

 
Komentar Dinonaktifkan pada MARHABAN YA ROMADHON

Ditulis oleh pada Oktober 9, 2011 inci Buletin Panti Asuhan Nurul Abyadh

 

MATEMATIKA DALAM ISLAM

Pengantar :

Buku matematika islam” tulisan KH.Fahmi Basya”Merupakan buku best seller dan di terbitkan tahun 2004 oleh Penerbit Republika dan sudah beberapa kali di cetak ulang.kata kuncinya yaitu Al-Qur’an menakjubkan ada bukti-bukti matematis di dalamnya Al-Qur’an, selalu membuka diri untuk di interogasi, di tanya, di gali, di kaji,di bantah, di debat, dan di ajak dialog dalam bandingan disiplin ilmu apapun.(karena Al-Qur’an memiliki  syarat – syarat ilmiah.

1.Transformasi Angka 19

                Peristiwa pemindahan yang menakjubkan beberapa kili terjadi .menjadi seperti peristiwa isra’mi’raj di zaman nabi Muhammad SAW, peristiwa ratu saba’(di zaman nabi sulaiman), kapal Nabi Nuh bisa pindah hanya dengan kata basmalah.Transformasi basmalah ini terkait dengan angka 19. Baca surat ke 9 pada Al-Qur’an(at-taubah) di mana surah ini  tidak di buka dengan awalan basmalah, namun demikian pada surat ke 27 (an-Naml) memiliki 2 bacaan basmalah jadi ada trasformasi  atau pemindahan bacaan basmalah pada surah ke 9 yang berarti selihnya 19.

Keajaiban  angka 19 dalam al-qur’an dapat di hitung pada huruf basmalah.yang memilki 19 huruf nyata,kemudian keajaiban angka 19 ini dapat dibuktikan dengan adanya surat yang tidak lebih dari 10 ayatnya  berjumlah 19 surat. antara lain :

–          Al-Faatihah ( 7 Ayat ).

–          An-Naas ( 6 Ayat ).

–          Al-Falaq ( 5 Ayat ).

–          A-Ikhlash ( 4 Ayat ).

–          Al-Ma’un ( 7 Ayat ).

Selain itu keajaiban angka 19 sebangai berikut : Basmalah pada Al-Qur’an dimuat sebanyak 6×19, huruf Qof pada surah ke 50 (surah Qof) sebanyak 3×19, dan ‘ainsin Qof pada surah ke – 42 ada 11×19, dan pada surat Yasin sebanyak 15×19,Alif Lammim pada surat ke – 29, sebanyak 30×19 dll, sehingga kita dapat menumukan 1040 x 19×19 = 1040×19 pangkat 2 di dalam Al-Qur’an.

Demikian pula apablia kita naik haji akan melaksanakan ibadah wukuf  9 Dzul Hijjah, melaksanakan Jumroh Sebanyak 3 kali, dan 7 kali Thowaf =19, selanjutnya jumlah ruas pada jari dan telapak tangan jumlahnya 19 ruas, selain itu Wahyu yang pertama kali  turun adalah surat (Al-A’laq) yang ayatnya berjumlah sebanyak 19 ayat.

 

2. Al-Qur’an Bersama Basmalah sebagai Pembuka Berjumlah 6348 Ayat.

                Berdasarkan penelitin KH.Fahmi Basya’ ayat-ayat Al-Qur’an berJumlah 6348 ayat (dihitung dengan cara mikrosoft exell ), jika kita kurangi dengan angka 7 maka sama dengan jumlah rokaat sholat dalam setahun = 6348 – 7 = 6341.

angka 7 di ambil dari sebuah partisi di dalam Al-Qur’an (surat Al-Hijr, ayat – 87).sbb.

“sungguh kami telah beri kepadamu tujuh dari yang di ulang”.

Angka tujuh ini di ambil juga dari 7 wakt udr sholat sunnah rowatib dan 7 yang di ulang dari surat Al-Faatihah.

3. Kata Allah di Dalam Al-Qur’an Disebut Sebanyak 142 X 19.

Angka 142 ada pada al-qu’an surat annisa’ ayat 142 dimana allah swt, juga menyebutkan dirinya.

 

 
Komentar Dinonaktifkan pada MATEMATIKA DALAM ISLAM

Ditulis oleh pada Oktober 9, 2011 inci Buletin Panti Asuhan Nurul Abyadh

 

Ibrah Do’a Dalam Surat Al-Fatihah

Oleh : Deden Abu Wafä S.Si, S.Pd

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, beserta keluarganya, para sahabatnya serta ummatnya yang istiqomah meniti jalannya hingga akhir zaman.

Salah satu keistimewaan dan kekhususan dari surat Al-Fatihah ialah merupakan surat yang wajib di baca ketika shalat. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda “Tidak sah sholat seseorang jika tidak membaca surat Al-Fatihah”. Oleh karenanya surat Al-Fatihah juga dinamakan sebagai As-Sab’ul Matsaani yang artinya tujuh ayat yang diulang-ulang (dalam shalat). Kemudian surat Al-Fatihah manakala dibaca dalam sholat juga merupakan sebuah bentuk dialog dan percakapan antara seorang hamba dengan Allah ‘azza wa jalla. Dalam sebuah haditsnya pula yang diriwayatkan oleh imam Muslim Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda yang ini merupakan hadits qudsi, yaitu ketika Allah berfirman “Aku membagi sholat (Al-Fatihah) menjadi dua bagian, sebagian untukKu dan sebagian untuk hambaKu, dan hambaKu akan mendapatkan apa yang ia minta. Ketika seorang hamba mengatakan “Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin” (segala puji bagi Allah Rabb semesta alam) Allah menjawab (seraya berkata): HambaKu telah memujiKu. Ketika seorang hamba mengatakan “Arrahmaanirrahiim” (Yang maha pemurah lagi maha penyayang), Allah menjawab (seraya berkata) : HambaKu telah menyanjungKu. Ketika seorang hamba mengatakan “Maalikiyaumiddiin” (yang merajai hari pembalasan) Allah menjawab seraya berkata : HambaKu telah mengagungkanKu. Ketika seorang hamba mengatakan “Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin” (Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami mohon pertolongan) Allah menjawab (seraya berkata) : Ini adalah bagianKu dan bagian hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang ia minta. Ketika seorang hamba mengatakan “Ihdinashshiraathal mustaqiim, shiraathal ladziina an’amta ‘alayhim ghoiril maghdhuubi ‘alayhim waladhdhoolliin” (Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka, bukan (jalannya) orang-orang yang Kau murkai dan bukan pula (jalannya) orang-orang yang tersesat) Allah menjawab seraya berkata : Ini adalah untuk hambaKu dan baginya apa yang ia minta”. Manakala kita perhatikan hadits ini, terdapat satu faedah yang cukup penting untuk kita ambil sebagai ‘ibrah (pelajaran), yaitu mengajarkan kepada kita mengenai cara berdo’a sekaligus isi do’a yang kita senantiasa panjatkan dalam sholat kita. Read the rest of this entry »

 
Komentar Dinonaktifkan pada Ibrah Do’a Dalam Surat Al-Fatihah

Ditulis oleh pada Oktober 9, 2011 inci Buletin Panti Asuhan Nurul Abyadh

 

Keutamaan Puasa Ramadha

Puasa ialah menahan diri dari makan, minum bersenggama mulai dari terbit fajar yang kedua sampai terbenamnya matahari. Allah SWT berfirman “ …dan makan minumlah hingga terang bagimu benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam…”(QS. Al-Baqarah: 187)

Jadi puasa adalah ibadah yang dilaksanakan dengan jalan meninggalkan segala yang menyebabkan batalnya puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

Puasa Ramadhan Wajib dikerjakan setelah terlihatnya hilal, atau setelah bulan Sya’ban genap 30 hari. Puasa Ramadhan Wajib dilakukan apabila hilal awal bulan Ramadhan disaksikan seorang yang dipercaya.

Adapun KEUTAMAAN PUASA RAMADHAN ialah:

  1. Dengan puasa Ramadhan Allah SWT mengampuni dosa orang yang berpuasa dan memaafkan semua kesalahannya. Nabi sallahu’alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka Allah mengampuni dosanya yang telah lalu”. (HR. AL-Bukhari dan Muslim)
  2. Puasa Ramadhan tidak terhingga pahalanya, karena orang yang berpuasa akan mendapatkan pahala tanpa batas. Setiap muslim amalannya akan diganjar sebesar 10 hingga 700 kali lipat, kecuali puasa. Firman Allah SWT di dalam hadits qudsi: “…Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan mengganjarnya, ia menahan nafsu dan makan karena-Ku.” (HR. Muslim)
  3. Puasa dapat membuka pintu syafaat nanti pada hari kiamat. Rasulullah sallahu’alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya puasa dan bacaan Al-Qur’an memberi syafaat kepada pelakunya pada hari Kiamat. Puasa berkata: “Ya Tuhanku aku telah menahan hasrat makan dan syahwatnya, maka berilah aku izin untuk memberikan syafaat kepadanya. Berkata pula Al-Qur’an, “Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya dari tidur untuk qiyamullail, maka berilah aku izin untuk memberikan syafaat kepadanya. Nabi bersabda: “Maka keduanya diberikan izin untuk memberi syafaat.”(HR. Ahmad)

Keutamaan Shalat Tarawih

RASULULLLAH SAW sangat menganjurkan umatnya untuk sungguh-sungguh melaksanakan qiyamu Ramadhan (shalat tarawih). Shalat tarawih berjamaah adalah sesuai dengan tuntunan Rasulullah, karena beliau pernah melaksanakannya bersama sahabat selama tiga malam di masjid. Namun, karena beliau khawatir kalau shalat tarawih ini dianggap wajib, maka pada malam berikutnya beliau tidak keluar untuk melakukannya. Kemudian, setelah itu para sahabat mengerjakannya sendiri-sendiri. Selanjutnya, shalat tarawih berjamaah ini dihidupkan oleh Khalifah Umar bin Khattab hingga zaman kita sekarang.

Adapun keutamaan shalat tarawih ini disebutkan dalam sebuah hadits yang sangat panjang dan bersumber dari Ali bin Abi Thalib, bahwa suatu ketika Nabi SAW pernah di tanya tentang keutamaan-keutamaan tarawih pada bulan ramadhan. Berikut ini kami kutipkan keutamaan shalat tarawih tiap-tiap malam.

Malam 1: seorang mukmin keluar dari dosanya seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.

Malam 2: diampuni juga kedua orang tuanya yang mukmin.

Malam 3: seorang malaikat berseru dari bawah ‘Arsy: “Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosanya yang telah lewat.

Malam 4: memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan.

Malam 5: Allah Ta’ala memberinya pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, Masjidil Madinah, dan Masjidil Aqsha.

Malam 6: Allah Ta’ala memberinya pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.

Malam 7: seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa AS dan kemenangannya atas Fir’aun dan Haman.

Malam 8: Allah Ta’ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahim AS.

Malam 9: seolah-olah ia beribadah kepada Allah Ta’ala sebagaimana ibadahnya Nabi Muhammad SAW.

Malam 10: Allah Ta’ala mengaruniai dan kebaikan dunia dan akhirat.

Malam 11: ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya,

Malam 12: ia datang pada hari kiamat, sedang wajahnya bagaikan bulan pada bulan purnama.

Malam 13: ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap keburukan.

Malam 14: para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya bahwa dia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.

Malam 15: ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.

Malam 16: Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.

Malam 17: ia diberi pahala seperti pahala para Nabi.

Malam 18: seorang malaikat menyeru: “Hai hamba Allah ridha kepadamu dan kepada ibu-bapakmu.”

Malam 19: Allah mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus.

Malam 20: Allah memberikan pahala untuk para syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang shalih).

Malam 21: Allah membangun untuknya sebuah gedung dari cahaya.

Malam 22: ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.

Malam 23: Allah membangun untuknya sebuah kota di dalam surga.

Malam 24: ia memperoleh dua puluh empat doa yang dikabulkan.

Malam 25: Allah Ta’ala menghapuskan dari azab kubur.

Malam 26: Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.

Malam 27: ia dapat melewati Shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.

Malam 28: Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.

Malam 29: Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.

Malam 30: Allah SWT berfirman: “Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari air Salsabil, dan minumlah dari Telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku.”

 
Komentar Dinonaktifkan pada Keutamaan Puasa Ramadha

Ditulis oleh pada Oktober 9, 2011 inci Buletin Panti Asuhan Nurul Abyadh